- Perjanjian Lama
Dalam perjanjian lama tertulis bahwa Tuhan itu Chalik langit dan bumi. Didalam sejarah jatuhnya manusia kedalam dosa, kita dapat melihat percobaan manusia untuk melawan pemerintahan Tuhan, menjadi durhaka terhadap Tuhan dan ingin memutarbalikkan perhubungan Tuhan dan manusia. Tetapi Tuhan mengampuni manusia dengan anudgerahNya dan melaksanakan rancanganNya. untuk memulihkan hidup manusia yang bedosa, Ia memilih Abraham menjadi pembawa perjanjian-perjanjian Tuhan, dan memberikan sebuah kota (polis). Melalui Abraham tumbuhlah suatu bangsa dalam lingkungan Theokrasi (Pemerintahan Tuhan). Dengan Theokrasi itu Tuhan bermaksud merupakan bayang-bayang langit baru dan bumi baru yang akan datang. Tuhan mendirikan sebuah teladan tentang kesatuan itu kepada bangsa Israel. Namun Israel tidak tunduk pada perjanjian Theokrasi dan Hukum-hukum Tuhan. Theokrasi bangsa Israel tidak boleh ditiru-tiru pada Zaman Perjanjian Baru. Theokrasi bangsa Israel merupakan lambang dan bersifat kebangsaan, yang bertentangan dengan Kerajaan Surga. Namun arti yang besar dari pada Theokrasi Perjanjian Lama itu ialah betapa Tuhan menghendakkan, agar kehidupan agama, kemasyarakatan dan politik tidak dipisah-pisahkan, melainkan suatu kesatuan batin yang erat. Umat Kristen harus paham dengan kesaksian Hukum Taurat.
2. Perjanjian Baru
Demikian asasi yang terdapat dalam perjanjian baru ialah, bertobalah, karena kerajaan surga sudah dekat. kerajaan Allah itu ketertiban baru, yang dibangun Allah dan Kristus, dan Kerajaan itu tidak datang dengan kekuasaan dan kekerasan, melankan melalui kepercayaan dan tobat. Undang-undang Dasar Kerajaan itu terdapat dalam Kesepuluh Hukum (Decaloog). Kerajaan Itu merupakan kerajaan yang berkeadilan diantara bangsa dan bangsa (raciale gerechtigheid).