Dengan Akal Sehat dan Keimanan Kepada Tuhan Menjalankan Hidup Akan Lebih Indah
Rabu, 25 April 2012
Selasa, 24 April 2012
Latar Belakang Keorganisasian Indonesia Dikanca Internasianal
Latar Belakang Keorganisasian Indonesia Dikanca Internasianal
![]() |
Latar belakang
diadakan KAA
Adalah akibat perasaan senasib
dan sepenanggungan bangsa. Bangsa dikawasan Asia
dan Afrika yang pernah mengalami penjajahan bangsa Eropa. Dasar pertimbangan
munculnya gagasan diselenggarakannya KAA, antara lain sebagai berikut.
a. Adanya
pertentangan antara blok Barat dan blok Timur yang mengancam perdamaian dan
keamanan dunia.
b. Bangsa-bangsa
dikawasan Asia dan Afrika banyak menjadi
korban prakrik imperialisme dan klonialisme Negara-negara barat.
A. Konfrensi Asia Afrika (KAA)
1. Konfrensi
Asia Afrika I (KAA I)
Latar belakang diadakan KAA adalah akibat
perasaan senasib dan sepenanggungan bangsa. Bangsa dikawasan Asia
dan Afrika yang pernah mengalami penjajahan bangsa Eropa. Dasar pertimbangan
munculnya gagasan diselenggarakannya KAA, antara lain sebagai berikut:
a. Adanya
pertentangan antara blok Barat dan blok Timur yang mengancam perdamaian dan
keamanan dunia.
b. Bangsa-bangsa
dikawasan Asia dan Afrika banyak menjadi
korban prakrik imperialisme dan klonialisme Negara-negara barat.
c. Adanya
politik ras diskriminasi di beberapa negara dikawasan Afrika.
d. Bangsa-bangsa
dikawasan Asia dan Afrika merasa perlu
membentuk kerja sama dalam menghadapi masalah pembangunan, ekonomi, sosial,
pendidikan, dan kebudayaan.
Gagasan Indonesia untuk melaksanakan KAA didukung oleh
Negara India, Pakistan, Sri
Lanka, dan Burma
(Myanmar).
Kelima negara tersebut akhirnya menjadi negara sponsor dalam penyelenggaraan
konfrensi pendahuluan sebagai persaingan menjelang KAA. Konfrensi tersebut
meliputi Konfrensi Kolombo dan Konfrensi Bogor.
a. Konfrensi
Kolombo (Konfrensi Pancanegara I)
Konfrensi
pendahuluan uang pertama diselenggarakan di
Kolombo, Sri Lanka
pada tanggal 28 April – 2 Mei 1954. Konfrensi Kolombo dihadiri oleh lima orang perdanan
menteri dan negara berikut ini.
1) Perdana Menteri Pakistan : Muhammad
Au Jinnah
2) Perdana Menteri Sri Lanka : Sir
Jon Kotelawala
3) Perdana Menteri Burma
(Myanmar) : U
Nu
4) Perdana Menteri Indonesia : Ali
Sastoamijoyo
5) Perdana Menteri India
Konfrensi
Kolombo berhasil mengambil keputusan, anatara lain sebagai berikut :
1)
Indocina (Vietnam) harus dimerdekakan dari
penjajah Prancis,
2)
Menurut kemerdekaan bagi Tunisia dan Maroko,
3)
Menyetujui diadakannya KAA dan menugaskan Indonesia
menyelenggarakan konfrensi tersebut.
Konfrensi
Kolombo diikuti oleh wakil lima
Negara sehingga disebut Konfrensi Pancanegara.
b. Konfrensi
Bogor (Konfrensi Pacanegara II)
Setelah
diadakan Konfrensi Kolombo Pihak Indonesia
kemudian mengundang Negara peserta Konfrensi Kolombo untuk menghadiri Konfrensi
Bogor yang
dilaksanakan pada tanggal 28-29 Desember 1954. Negara-negara yang hadir dalam
Konfrensi Bogor
kemudian disebut negara Pemrakarsa KAA.
Konfrensi
Bogor menghasilkan keputusan, antara lain sebagai berikut:
a.
Konfrensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24
April 1955.
b.
Menetapkan negara-negara yang akan diundang sebagai
peserta Konfrensi Asia Afrika.
c.
Menetapkan kelima negara peserta konfrensi Bogor sebagai negara
sponsor.
d.
Penetapan rancangan agenda acara konfrensi serta
merumuskan pokok-pokok tujuan KAA.
Empat
tujuan pokok Konfrensi Asia Afrika I yaitu:
1) Memajukan kerja sama antara bangsa-bangsa
Asia Afrika demi kepentingan bersama.
2) Meninjau masalah-masalah sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.
3) Memecahkan masalah kedaulatan nasional,
rasialisme, dan kolonialisme.
4) Memperkuat
kedudukan dan peranan Negara-negara Asia Afrika dalam usaha pendamaian dunia.
c. Pelaksanaan
Konfrensi Asia Afrika
KAA
diadakan di Gedung Merdeka, Bandung
pada tanggal 18 April 1955. Konfrensi dibuka dengan pidato pembukaan yang
disampaikan oleh Presiden Sukarno.
Panitia KAA terdiri atas tokoh-tokoh, antara lain sebagai berikut:
1) Ketua Konfrensi : Au Sastroamijoyo
2) Sekretaris Jenderal : Ruslan
Abdul Gani
3) Ketua Komite Politik : Ali
Sastroamijoyo
4) Ketua Komite Ekonomi : Prof.R.Ruseno
5) Ketua Komite Kebudayaan : Muhammad Yamin
Dan
30 negara yang diundang, terdapat satu negara yang tidak hadir, yaitu Federasi
Afrika Tengah (Rhodesia)
yang masih dijajah Inggris. Sebanyak 29 yang hadir terdiri atas 23 negara Asia dan 6 negara Afrika. Negara-negara termasuk sebagai
berikut:
1. Afganistan
2. Nepal
3. Pakistan
4. Pantai Emas (Ghana)
5. Saudi Arabia
6. Sri Lanka
7. Sudan
8. Syria
9. Thailand
10.
RRC
|
11.
Turki
12.
Vietnam
Utara
13.
Vietnam
Selatan
14.
Yaman
15.
Yordania
16.
Ethiopia
17.
India
18.
Indonesia
19.
Irak
20.
Iran
|
21.
Jepang
22.
Kamboja (Kampuchea)
23.
Laos
24.
Filipina
25.
Lebanon
26.
Liberia
27.
Libia
28.
Mesir
29.
Myanmar (Burma)
|
a. Tujuan
Konfrensi Asia Afrika
Tujuan diselenggarakan Konfrensi Asia
Afrika, antara lain sebagai berikut :
1) Mewujudkan
kehendak baik, kerja sama, persahabatan
dan hubungan dibangsa-bangsa dikawasan Asia
dan Afrika,
2) Mempertimbangkan
permasalahan sosial, ekonomi, dan kebudayaan bangsa dikawasan Asia
dan Afrika,
3) Mempertimbangkan
permasalahan khusus, seperti kedaulatan nasional, ras dan kolonialisme,
4) Meningkatkan
peran bangsa-bangsa dikawasan Asia dan Afrika
dalam memajukan kerja sama dan perdamaian dunia.
Konfrensi
Asia Afrika menghasilkan lima
pokok pernyataan yang menyangkut hal berikut ini :
1) Kerja sama dibidang Ekonomi,
2) Kerja sama dibidang kebudayaan
3) Hak Asasi manusia dan hak menentukan nasib
sendiri,
4) Masalah segenap rakyat yang terjajah,
5) Masalah perdamaian dan kerja sama dunia.
Konfrensi
Asia Afrika menghasilkan sepuluh pokok keputusan yang kemudian dikenal dengan
nama Piagam Bandung atau Dasasila Bandung.
Inti dari Dasasila Bandung, antara lain sebagai berikut :
1) Menghormati hak dasar manusia sebagaimana
tercantum dalam Piagam PBB,
2) Menghormati kedaulatan dan integrasi
territorial semua negara,
3) Mengakui persamaan semua bangsa, baik Negara
besar maupun kecil,
4) Tidak melakukan intervensi atau campur tangan
masalah dalam negara-negara lain,
5) Menghormati
Hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik sendirian maupun secara
kolektif sesuai dengan piagam PBB,
6) Tidak
melakukan tekanan-tekanan terhadap negara lain,
7) Tidak
melakukan tindakan-tindakan atau ancaman-ancaman agresi terhadap keutuhan
wilayah dan kemerdekaan I Negara lain,
8) Menyelesaikan
segala perselisihan internasional dengan jalan damai sesuai dengan Piagam PBB,
9) Memajukan
kerja sama untuk kepentingan bersama,
10) Menghormati
hokum dan kewajiban internasional.
b. Arti Penting KAA
Konfrensi
Asia Afrika mempunyai arti penting, seperti berikut.
1) Perjuangan
bangsa-bangsa dikawasan Asia dan Afrika
seperti yang tercantum dalam Deklarasi Bandung ternyata sampai sekarang masil
relevan dan sesuai.
2) KAA
mengilhami berdirinya Gerakan Nonblok yang anggotanya tidak hanya bangsa-bangsa
di kawasan Asia dan Afrika yang netral tidak
memihak blok Barat dan blok Timur.
3) Meningkatkan
rasa solidaritas bangsa-bangsa Asia Afrika dalam upaya memperkukuh perjuangan
bersama.
4) Politik
luar negeri yang bebas dan aktif yang dijalankan Indonesia
dan beberapa negara di Asia mulai berpengaruh, berkembang dan dianut oleh
negara-negara lain dikawasan Asia dan Afrika.
c. Dampak KAA
1) Dampak
bagi Indonesia
Dampak
KAA bagi bangsa Indonesia,
antara lain sebagai berikut:
(a)
Perjuangan untuk mengembalikan Irian Barat mendapat
dukungan dari negara-negara dikawasan Asia dan
Afrika.
(b)
Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia mulai
diikuti negara-negara lain.
2) Dampak bagi negara-negara di kawasan Asia dan Afrika
(a) Perjuangan bangsa-bangsa dikawasan Asia dan Afrika untuk memperoleh kemerdekaan makin
meningkat.
(b) Kemerdekaan bangsa-bangsa dikawasan Asia dan Afrika dalam percaturan politik dunia mulai
mendapat arti.
(c) Munculnya kerjasama dan hubungan yang baik
diantara Negara dikawasan Asia dan Afrika
dibidang ekonomi, social, dan budaya.
3) Dampak
bagi dunia Internasional
(a) Ketegangan dunia menjadi berkurang.
(b) Australia dan Amerika Serikat mulai
berusaha mulai menghapus ras diskriminas dinegaranya.
(c) Negara-negara kolonialisme dan imperialisme
mulai melepaskan daerah-daerah jajahannya.
2. Konfrensi Asia Afrika II (KAA II)
Konfrensi
Asia Afrika II dilaksanakan untuk memperingati 50 tahun Konfrensi Asia Afrika
yang pertama di Bandung
tahun 1955. Konfrensi Asia Afrika II diselenggarakan pada tanggal 19-24 April
2005 di Jakarta dan Bandung.
Konfrensi tersebut dibuka oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 22 April 2005. Konferensi Asia Afrika II diikuti oleh 89 negara yang
terdiri dari kepala Negara dan utusan khusus dan Negara-negara Asia Afrika, 10
Perwakilan organisasi regional, 20 negara lain, dan 11 organisaasi
internasional.
Hasil
dari Konfrensi Asia Afrika adalah sebagai berikut.
a. Menghasilkan kesepakatan kerja sama strategis
Asia Afrika yang baru atau New Asia African Strategic Partnership (NAASP).
Tujuan NAASP tersebut adalah adanya harapan yang akan membawa Negara-negara
Asia Afrika menuju masa depan yang baik berdasarkan ketergantungan sendiri yang
kolektif untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan
rakyat Negara-negara Asia Afrika. NAASP berlandaskan
pada Nawasila (sembilan sila) sebagai kelanjutan dan Dasasila Bandung.
Sembilansila (Nawasila) tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dasasila Bandung yang dihasilkan dan KAA 1955
2) Pengakuan atas
keanekaragaman antara dan didalam wilayah system ekonomi dan sosial dan
tingkatan pembangunan.
3) Komitmen pada
dialog terbuka berlandaskan saling menghormati keuntungan bersama
4) Memajukan
kerjasama Non eksklusif dengan melibatkan seluruh stake holder
5) Pencapaian
kerja sama practis dan berkelanjutan berdasarkan keuntungan komparatif,
kemitraan sejajar, visi dan pemilikan bersama dan juga tekat bersama yang kuat
untuk menangani masalah-masalah bersama.
6) Memajukan
kemitraan berkelanjutan melalui melengkapi atau membangun inisiatif
regional/subregional yang sudah ada di Asia Afrika.
7) Memajemukkan
masyarakat yang adil, demokratik, terbuka, bertanggung jawab, dan harmonis.
8) Memajukan dan
melindungi hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental termasuk
hak untuk membangun.
9) Memajukan
upaya-upaya kolektif dan terpadu dalam for a-fona multilateral.
b. Pernyataan bersama
menteri tentang rencana aksi NAASP.
c. Pernyataan bersama pemimpin Asia Afrika
tentang penanggulangan dampak bencana alam seperti tsunami dan gempa bumi.
B. Assosiation of Southeast Asian
Nations (ASEAN)
Asean
merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Negara-negara yang dikawasan Asia
Tenggara. Pembentukan ASEAN secara umum bertujuan untuk melaksanakan hubungan
kerja sama Negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang berdasari sifat non
Militer dan non politik.
Asean dideklarasi pada tanggal 8
Agustus 1967 oleh Lima Menteri Luar Negeri Negara-negara kawasan Asia Tenggara
perlunya solidaritas dan kerja sama diantara mereka. Terbentuknya Asean juga
didukung adanya kesamaan dalam hal-hal berikut ini:
1. persamaan letak geografis, yaitu berada
dikawasan Asia Tenggara,
2. persamaan budaya, yaitu melayu Austronesia,
3. persamaan nasib dalam sejarahnya, yaitu sama-sama pernah dijajah
bangsa Eropa kecuali Negara Thailand,
4. persamaan kepentingan untuk menjalankan hubungan dan kerjasama
dibidang ekonomi, social, dan kebudayaan.
Tokoh-tokoh
yang menandatangani Deklarasi Bangkok
pada tanggal 8 Agustus 1967, antara lain sebagai berikut.
1. Menteri Luar negeri Indonesia : Adam Malik
2. Menteri Luar Negeri/wakil
Perdana Menteri Malaysia : Tun
Abdul Razak
3. Menteri Luar Negeri Filipina : Narciso Ramos
4. Menteri Luar Negeri Singapura : S. Rajaratnam
5. Menteri Luar Negeri Thailand` : Thanat Khoman
Pada awal berdirinya anggota ASEAN
hanya terdiri dari lima Negara, yaitu Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand.
Pada tanggal 7 januari 1984, Brunei Darussalam masuk menjadi anggota, kemudian
menyusul Vietnam
pada tanggal 28 Juli 1995. Laos dan Myanmar menjadi anggota ASEAN pada tanggal
23 Juli 1997 dan terakhir Kmaboja (Kampuchea) menjadi anggota ASEAN pata
tanggal 16 Desember 1998.
Dengan
demikian, sejak tahun 1998, semua Negara dikawasan Asia Tenggara telah resmi
menjadi anggota ASEAN.
1. Tujuan ASEAN
Tujuan pembentukan ASEAN, antara lain
sebagai berikut:
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan
social, serta pengembangan kebudayaan dikawasan ASEAN melalui usaha bersama
dalam semangat dan persahabatan untuk memperkukuh landasan sebuah masyarakat
bangsa-bangsa Asia Tengara yang sejahtera dan damai.
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas
regional dengan jalan menghormati keadilan dan ketertiban hukum didalam
Negara-negara dikawasan ASEAN.
c. Meningkatkan kerjasama yang aktif serta
saling membantu satu dengan yang lain dalam menangani masalah kepentingan
bersama yang menyangkut berbagai bidang.
d. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana
pelatihan dan penelitian dalam bidang pendidikan, propesional, teknik dan
admistrasi.
e. Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif
dalam meningkatkan penggunaan pertanian serta industri, perluasan perdangan
komoditas internasional, perbaiakan sarana pengangkutan dan komunikasi, serta
peningkatan taraf hidup mereka.
f. Memelihara kerja sama yang lebih erat dan
bergabung denagan organisasi internasional dan regional lainnya untuk menjajaki
segala kemungkinan saling bekerja sama secara lebih erat diantara mereka
sendiri.
2. KTT (Konfrensi Tingkat Tinggi) I ASEAN
Untuk mencapai tujuannya maka ASEAN sudah
beberapa kali mengadakan KTT untuk merumuskan rencana kerja. KKT I ASEAN
diselenggarakan pada tanggal 23-24 Februari 1976 di Denpasar Bali.
KKT tersebut dhadiri oleh:
a. Presiden Soeharto dari Indonesia selaku tuan rumah.
b. Perdana Menteri Datuk Hussein Onn dari Malaysia
c. Perdana Menteri Lee Kwan Yeu dari Singapura
d. Presiden Ferdianand Marcos dari Filipina
e. Perdana Menteri Kukrit Pramoj dari Thailand
KTT I ASEAN
telah menghasilkan dua buah dokumen yaitu:
a. Deklarasi kesepakatan ASEAN (Declaration Of
ASEAN Concord)
b. Perjanjian Persahabatan dan kerjasama (Treaty
Of Amity And Cooperation)
3. KTT II ASEAN
KTT II ASEAN diselenggarakan di Kuala Lumpur Malaysia pada tanggal 4-5 Agustus
1977. KTT ASEAN dihadiri oleh:
a. Presiden Soeharto dari Indonesia
b. Perdana Menteri Datuk Hussein Onn dari Malaysia
c. Perdana Menteri Lee Kwan Yeu dari Singapura
d. Presiden Ferdianand Marcos dari Filipina
e. Perdana Menteri Thanin Kraifichin dari Thailand
KTT II ASEAN
mengasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan bagi Negara-negara
dikawasan Asia Tenggara untuk menentukan garisnya sendiri tanpa campur tangan
kekuatan kekutan dari luar.
b. Menekankan kembali keinginan Negara-negara
ASEAN untuk mengembangkan hubungan damai dan saling menguntungkan dengan semua
Negara di Asia Tenggara termasuk Laos,
Kampuchea, dan Myanmar.
c. Terus memperjuangkan wilayah Asia Tenggara
sebagai daerah damai, bebas, dan netral.
d. Meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi
sosial, dan budaya
4. KTT III ASEAN
KTT III ASEAN diselenggarakan di Manila
Filipina pada tanggal 14-15 Desember 1987 KTT tersebut dihadiri oleh:
a. Presiden Soeharto dari Indonesia
b. Perdana Menteri Mahatir Mohammad dari Malaysia
c. Perdana Menteri Lee Kwan Yeu dari Singapura
d. Presiden Corazor Aquino dari Filipina
e. Perdana Menteri Prem Timsolanonda dari Thailand
f. Sultan Khasanah Bolkiah dari Brunei
Darussalam
Pembicaraan
dalam KTT III ASEAN adalah menyangkut peningkatan kerja sama dalam bidang
ekonomi, masalah sosial, dan budaya serta mewujudkan Asia
tenggara sebagai kawasan yang damai, bebas, dan netral.
5. KTT IV ASEAN
KTT IV ASEAN diselenggarakan di Singapura
pada tanggal 27-28 Februari 1992 KTT tersebut dihadiri oleh:
a. Presiden Soeharto dari Indonesia
b. Perdana Menteri Mahatir Mohammad dari Malaysia
c. Perdana Menteri Goh Chok Tong dari Singapura
d. Presiden Corazor Aquino dari Filipina
e. Perdana Menteri Anand Panyarachun dari Thailand
f. Sultan Khasanah Bolkiah dari Brunei
Darussalam
KTT IV ASEAN
menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut:
a. Kerjasama dibidang keamanan dan politik.
b. Kerjasama menentukan arah ekonomi ASEAN.
c. Pembaharuan struktur lembaga-lembaga dalam
ASEAN.
KTT
selanjutnya adalah KTT ASEAN Ke-V yang diadakan di Bangkok
Thailand.
Bentuk hubungan kerjasama Negara-negara anggota ASEAN terdiri atas bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
a. Politik
Dibidang politik, ASEAN sepakat untuk
menyelesaikan segala permasalahan melalui meja perundingan. ASEAN sepakat untuk
menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
b. Ekonomi
Dibidang ekonomi, ASEAN berupaya
menciptakan kerjasama perdagangan yang saling menguntungkan. Bentuk kerjasama
ekonomi dapat direalisasikan, antara lain sebagai berikut:
1) Membuka
pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo.
2) Menyediakan
cadangan pangan (terutama beras).
3) Membangun
proyek-proyek industri ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea ammonia di Indonesia, dan Malaysia, proyek industri tembaga
di Singapura, proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan proyek super Fosfor
di Thailand.
4) Menciptakan
Trefence Trading Arrangement (PTA) yang bertugas menentukan tariff rendah untuk
beberapa jenis barang komoditas ASEAN.
c. Sosial
Dibidang sosial, ASEAN melakukan
kerjasama, antara lain sebagai berikut:
1)
Pencegahan narkoba dan penanggulangannya
2)
Penaggulangan bencana alam
3)
Perlindungan terhadap anak cacat
4)
Pemerataan kesejateraan sosial masyarakat
d. Budaya
Dibidang budaya, ASEAN melakukan
kerjasama, antara lain sebagai berikut:
1)
Tukar-menukar pelajaran dan mahasiswa
2)
Pemberantasan buta huruf
3)
Program tukar-menukar acara televisi ASEAN
4)
Temu karya pemuda ASEAN
5)
Festival lagu ASEAN
Langganan:
Postingan (Atom)